Saturday 19 March 2016

BAB V Skripsi Berjudul "“MINAT SISWA DALAM MEMPELAJARI KITAB KUNING PADA SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYYAH AL HIKAM DESA GEGER KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2010-2011”. STAI MADIUN

BAB V
ANALISA DATA

Pada analisa data ini penulis akan menjelaskan tentang penyajian data (tabel) dari Bab IV dan hasil interview Kepala Madrasah dan Ustadz atau Guru Mata Pelajaran Al-Quran hadits antara lain sebagai berikut :
A.           Minat siswa dalam mempelajari kitab kuning pada siswa kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyyah Al Hikam Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010-2011
Untuk mengetahui bagaimana minat siswa dalam mempelajari kitab kuning di Madrasah Tsanawiyyah Al – Hikam Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dengan metode angket langsung yaitu yang berjumlah 41 responden dari populasi 41 siswa, dengan hasil sebagai berikut :
1.             Dari Tabel nomor I, Apakah saudara mengetahui kitab kuning?, yang menyatakan tahu 19 responden ( 46,34%), tidak tahu  15 responden             ( 36,59%), tidak menjawab 6 responden ( 14,63%), tanpa jawaban                     1 responden ( 2,44 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sudah banyak siswa yang mengetahui kitab kuning meskipun selisih sedikit dengan siswa yang belum mengetahui kitab kuning.
2.             Dari Tabel nomor II, Apakah saudara pernah belajar kitab kuning?, yang menyatakan ya 24 responden ( 58,54 %), kadang-kadang  7 responden     (17,07 %), tidak 10 responden (24,39 %), tanpa jawaban 0  responden          (0 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sudah banyak siswa yang pernah belajar kitab kuning.
3.             Dari Tabel nomor III, Dimana saudara belajar kitab kuning?, yang menyatakan jawaban pondok pesantren 11  responden ( 26,83 %), madrasah diniyyah 6 responden ( 14,63 %), madrasah formal (MTs) 24  responden ( 58,54 %), tidak menjawab 0  responden ( 0 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sebagian besar siswa belajar kitab kuning di madrasah formal (MTs).
4.             Dari Tabel nomor IV, Kitab apa yang anda pelajari?, yang menyatakan bahwa kitab yang dipelajari, jawaban ilmu agama 38 responden ( 92,68 %), cerita 2  responden ( 4,88 %), pengetahuan 1 responden ( 2,44 %), tanpa jawaban  0 responden ( 0 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa siswa yang mempelajari ilmu agama lebih banyak dari yang mempelajari cerita dan pengetahuan.
5.             Dari Tabel nomor V, Apakah saudara mengetahui peranan belajar kitab kuning?, yang menyatakan mengetahui peranan belajar kitab kuning, jawaban ya tahu 6 responden ( 14,63 %), kurang tahu 30 responden ( 73,17 %), tidak tahu 4 responden ( 9,76 %), tanpa jawaban 1  responden ( 2,44 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa masih banyak siswa yang kurang mengetahui peranan belajar kitab kuning.

Dari tabel nomor I - V  :
46,34% + 58,54% + 58,54 % + 92,68% + 73,17%  =  65.85%    siswa berminat
                                       5
mempelajari kitab kuning meliputi: mengetahui, pernah belajar kitab kuning, ilmu agama, dan mengetahui peranannya.

B.            Hal-hal apa saja dan bagaimana cara mengatasi hambatan siswa dalam mempelajari kitab kuning di Madrasah Tsanawiyyah Al – Hikam Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011
1.             Dari Tabel nomor VI, Apakah saudara suka mempelajari kitab kuning?, yang menyatakan jawaban suka 18 responden (43,90 %), kurang suka 23 responden (  56,10 %), tidak suka menjawab 0 responden ( 0 %), tanpa jawaban  0 responden  ( 0 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa hanya sebagian siswa yang berminat untuk mempelajari kitab kuning.
2.             Dari Tabel nomor VII, Apakah saudara lebih suka mempelajari kitab kuning daripada  pelajaran umum? yang menyatakan lebih suka 3 responden ( 7,32 %), sama saja 38 responden ( 92,68 %), tidak suka 0 responden ( 0 %), tanpa jawaban  0 responden ( 0 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa siswa sama-sama suka dalam mempelajari pelajaran kitab kuning dan pelajaran umum.
3.             Dari Tabel nomor VIII, Adakah seseorang yang melarang saudara untuk belajar kitab kuning?, yang menyatakan jawaban ada 0 responden (0 %), tidak ada 39 responden (95,12 %), tidak tahu 2 responden (4,88 %), tanpa jawaban  0 responden (0 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sebagian besar tidak ada seseorang yang melarang siswa untuk belajar kitab kuning.
4.             Dari Tabel nomor IX, Apakah saudara mempunyai waktu khusus untuk belajar kitab kuning?, yang menyatakan jawaban ya 22 responden        (53,66%), kadang – kadang 13 responden (31,71%), tidak 6 responden (14,63%), tanpa jawaban 0 responden (0%), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sebagian besar siswa mempunyai waktu khusus untuk belajar kitab kuning.
5.             Dari Tabel X, Apakah saudara merasa terganggu dengan kegiatan-kegiatan selain belajar?, yang menyatakan jawaban terganggu 2 responden (4,88%), kadang-kadang 22 responden (53,66%), tidak sama sekali 16 responden (39,02 %), tanpa jawaban 1 responden ( 2,44%), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sebagian besar siswa  kadang-kadang terganggu dengan kegiatan selain belajar, namun tidak sedikit yang merasa tidak terganggu sama sekali.
Dari tabel nomor VI-X :
56,10% + 92,68% +0%+14,63%+2,44% = 33,17%  siswa mengalami hambatan
                        5
meliputi: kurang suka terhadap kitab kuning, sama halnya dengan mempelajari pelajaran umum, tidak mempunyai waktu khusus, sedikit gangguan dari luar.


C.           Hasil yang dicapai siswa dalam mempelajari kitab kuning di Madrasah Tsanawiyyah Al – Hikam Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011
1.             Dari Tabel nomor XI, Apakah saudara menjadikan kitab kuning sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari?, jawaban ya 14 responden (34,15%), kadang-kadang 27 responden (65,85%), tidak sama sekali 0 responden (0%), tanpa jawaban  0 responden (0%), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sebagian besar siswa masih belum sepenuhnya menjadikan kitab kuning dalam kehidupan sehari-hari, namun tak sedikit pula yang sudah mengamalkannya.
2.             Dari Tabel nomor XII, Apakah Guru Saudara memberi saran untuk selalu belajar kitab kuning?, jawaban ya 29 responden (70,73 %), kadang-kadang 3  responden (7,32 %), tidak 9 responden (21,95%), tanpa jawaban  0 responden ( 0%), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa sebagian guru sudah memberi saran untuk selalu belajar kitab kuning.
3.             Dari Tabel nomor XIII, Apakah orang tua saudara pernah memberi perhatian tentang kitab kuning?, jawaban ya 17 responden (41,46%), kadang-kadang 13 responden ( 31,71%), tidak 10 responden (24,39 %), tanpa jawaban  1 responden  ( 2,44 %), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa orang tua siswa masih bervariatif dalam memberikan perhatian untuk belajar kitab kuning.
4.             Dari Tabel nomor XIV, Apakah pengetahuan saudara bertambah setelah belajar kitab kuning?, yang menyatakan jawaban ya 39 responden (95,12%), kadang-kadang 0 responden ( 0%), tidak 2 responden (4,88%), tanpa jawaban  0 responden (0%), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa pengetahuan siswa bertambah setelah belajar kitab kuning.
5.             Dari Tabel nomor XV, Apakah dengan bertambahnya pengetahun, saudara sudah berakhlak yang baik terhadap guru, orang tua dan teman – teman?, yang menyatakan jawaban ya 16 responden (39,02%), kadang-kadang 21 responden (51,22%), tidak 4 responden (9,76%), tanpa jawaban 0 responden (0%), dari  jawaban hasil angket dapat dianalisa bahwa dengan pengetahuan saja tidak cukup untuk mengubah sikap dan akhlak yang baik terhadap guru, orang tua dan teman sehingga perlu ditanamkan jiwa akhlaqul karimah.
Dari tabel nomor XI-XV:
65,85%+70,73%+41,46%+95,12%+51,22%= 64,88%  siswa mencapai hasil
                                                5
dari pengajaran kitab kuning meliputi: menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, menambah pengetahuan, meningkatkan akhlakul karimah.



D.           Hasil Interview Dengan Kepala Madrasah
1.             Bagaimana pendapat Bapak Kepala Madrasah tentang minat siswa dalam mempelajari kitab kuning di Madrasah Tsanawiyyah Al-Hikam ini?
Jawaban :
Siswa kami sangat bervariasi latar belakang pendidikan dan karakternya. Ada yang lulusan dari sekolah dasar yang sama sekali mengenal kitab kuning. Namun ada pula yang berasal dari madrasah ibtidaiyyah yang sudah melaksanakan mata pelajara Bimbingan Membaca Kitab (BMK) sehingga dalam belajar kitab kuning di madrasah kami tidak merasa kesulitan.
Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa Kepala Madrasah menyatakan siswa di Madrasah Tsanawiyyah Al Hikam sangat bervariatif disebabkan latar belakang pendidikan dasar yang berbeda-beda, sehingga dalam pengajaran kitab kuning masih perlu diadakan tingkatan-tingkatan dalam pengajaran kitab kuning.
2.             Menurut Bapak hambatan apa yang dihadapi dalam mempelajari kitab kuning oleh siswa di Madrasah Tsanawiyyah Al-Hikam ini?
Jawaban :
Hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar kitab kuning antara lain : masih asingnya kitab kuning di kalangan siswa pada zaman ini. Banyak dari mereka yang belum mengenal sama sekali kitab kuning. Bahkan membaca Al-Qur’an pun mereka masih kesulitan karena tidak mengikuti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di daerahnya.
Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa beberapa hambatan yang dihadapi Kepala Madrasah dalam pengajaran kitab kuning adalah masih minimnya siswa yang mengenal kitab kuning, sehingga dalam pengajarannya tidak dapat ditempuh dengan cepat akan tetapi sedikit demi sedikit dan menyesuaikan tingkat pemahaman siswa. Dan masih kurangnya minat siswa untuk masuk pada Taman Pendidikan Al-Qur’an.
3.             Usaha apa yang Bapak lakukan supaya siswa lebih berminat dalam mempelajari kitab kuning?
Jawaban :
Usaha yang dilakukan saya bersama para dewan ustadz / ustadzah selalu memberi dorongan dan memotivasi kepada para santri untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan, menghimbau kepada orang tua hendaknya adanya perhatian dan pengawasan terhadap pendidikan putra-putrinya khususnya pendidikan agama yang melibatkan pendalaman kitab kuning serta menghimbau kepada  siswa untuk selalu belajar di pondok pesantren.
Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa Usaha yang dilakukan Kepala Madrasah bersama Ustadz/Ustadzah yaitu selalu memberi dorongan dan memotivasi kepada para siswa untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan, menghimbau kepada orang tua hendaknya adanya perhatian dan pengawasan dalam pengajaran kitab kuning dan diupayakan dapat dipondokkan di pondok pesantren atau madrasah diniyyah yang mengajarkan kitab kuning.
4.             Apakah hasil yang telah dicapai siswa setelah belajar kitab kuning?
Jawaban :
Hasil yang dicapai antara lain : siswa akan menjadi lebih baik dalam berbagai hal antara lain sikap, ilmu pengetahuan, dan keimanan agar dalam kehidupannya lebih terarah.
Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa Kepala Madrasah menyatakan siswa sudah banyak yang mempelajari kitab kuning dan menambah pengetahuan, siswa tidak menirukan perilaku – perilaku yang menyimpang dari ajaran agama karena telah dibekali ilmu akhlak, siswa taat melaksanakan perintah Alloh SWT dan menjauhi larangan-Nya, yang dapat dijadikan modal dasar agar kehidupannya lebih terarah.
E.            Hasil Interview Ustadz Mata Pelajaran Al-Quran Hadits
1.             Masalah apa yang timbul dengan adanya siswa belajar kitab kuning?
Jawaban :
Masalah yang timbul dengan adanya pengajaran kitab kuning bahwa masih minimnya minat siswa untuk belajar kitab kuning.
Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa Masalah yang timbul dengan adanya pengajaran kitab kuning adalah minat siswa yang masih kurang disebabkan kurangnya pendidikan agama yang diperoleh.
2.             Hambatan apa yang bapak hadapi dalam permasalahan yang menyangkut anak didik?
Jawaban :
Karena keterbatasan tenaga sulitnya mengetahui akhlak dan perilaku santri ketika berada di rumah, kurangnya kesadaran santri untuk belajar di madrasah diniyyah maupun pondok pesantren.
Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa adanya keterbatasan tenaga Ustadz/Ustadzah sehingga sulit melakukan pengawasan terhadap akhlak dan perilaku siswa serta kurangnya kesadaran siswa dalam mempelajari kitab kuning.
3.             Usaha apa yang dilakukan dalam menanggulangi kurangnya minat siswa dalam mempelajari kitab kuning?
Jawaban :
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat untuk belajar kitab kuning karena dapat menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari utamanya ibadah yang bersifat syariat maupun keyakinan.

Dari Jawaban tersebut dapat dianalisa penulis bahwa usaha yang dilakukan dalam menanggulangi kurangnya minat siswa dalam mempelajari kitab kuning antara lain Memberikan peringatan kepada siswa untuk selalu belajar kitab kuning, selalu memperhatikan amalan-amalan setiap hari apakah sudah sesuai dengan tuntunan syariat, memberi motivasi untuk lebih giat belajar dan berdoa.

No comments:

Post a Comment