Saturday, 19 March 2016

BAB IV Sekripsi Berjudul "PENGARUH KEPRIBADIAN GURU AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA KELAS VII DI MTS MA’ARIF KLEGO TAHUN AJARAN 2010-2011" STAIN PONOROGO

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.      Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
1.         Sejarah berdirinya MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo[1]
Pada tahun 1979 berdirilah pendidikan islam yang bernama MTs Al-Ishlah bertempat di Masjid Al-Husnen Desa Kalisat Bungkal, yang didirikan oleh tokoh-tokoh dan kyai NU Bungkal. MTs ini membentuk yayasan yang diberi nama YIP AL-IKHLAS. Kepala sekolah waktu itu Bapak K. H. Ahmad Dahlan yang berasal dari Desa Koripan, ketua yayasan Bapak Maftuh yang berasal dari Desa Bajang Gandu, sekretaris yayasan Bapak Subandi yang berasal dari Desa Kupuk Bungkal. Sedangkan bendahara Bapak K. Mukriman yang berasal dari Desa Kalisat Bungkal dan para anggotanya berasal dari sekitar wilayah Kec. Bungkal.  Yang menjabat sebagai kepala madrasah diantaranya, yaitu:
a.         Bapak K. H. Ahmad Dahlan (1979-1982)
b.        Bapak Suryanto (1983-1985)
c.         Bapak Subandi (1986-1992)
Pada tahun 1989 berdirilah MA Ma’arif Al-Ishlah Kalisat Bungkal Ponorogo atas prakarsa yayasan, MWC NU dan penerusnya. Hal ini dikarenakan semakin maju dan berkembangnya MTs Al-Ishlah sehingga mendorong para pengelola yayasan, MWC NU  dan penerusnya untuk lebih memajukan dan mengembangkan agama islam dengan mendirikan lembaga pendidikan yang lebih tinggi lagi. Pada tahun 1989-1992 yang menjabat sebagai kepala madrasah pertama adalah Bapak Syihri BA yang berasal dari Desa Slahung. Kemudian pada tahun 1993- sekarang yang menjabat sebagai kepala madrasah adalah Bapak Subandi yang berasal dari Desa Kupuk, Bungkal, Ponorogo.
Madrasah Aliyah Ma’arif Al-Ishlah sejak awal berdirinya sesuai dengan ijin pendirian Madrasah dari Kantor Wilayah Departemen Agama RI No. Wa 06.0400.0352/58.14/1989 dengan Nomer Satatistik Madrasah (NSM) 312.35.02.03.203 tahun berdiri 1989.
Sesuai dengan jenjang akreditasi dari Departemen Agama RI dengan Nomer B/E.IV/MA/1438/2000 Madrasah Aliyah Ma’arif Al-Ishlah satus Diakui, sesuai Sertifikat Nomer Identitas Sekolah (NIS) Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Ponorogo Nomer 31.00.10., dan pada tahun 2005 status madrasah menjadi Terakreditasi B.
2.         Letak geografis MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo
Berdasarkan hasil dokumentasi Madrasah Aliyah Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo terletak disebelah selatan dari poros Kota Ponorogo, tepatnya di Jalan Raya Bungkal-Ngrayun Desa Kalisat Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo dengan nomor telepon (0352) 371690, dan di bangun diatas tanah seluas 2789 m2. Arahnya sebelah selatan Pasar Bungkal kira-kira 200 m.
3.         Visi dan Misi MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo[2]
Visi dan misi merupakan patokan utama untuk menentukan kemana lembaga pendidikan akan diarahkan. Visi dan misi MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo sebagai berikut;
a.    Visi
BERIMAN, BERILMU PENGETAHUAN DAN BERTEKNOLOGI
b.    Misi
1)        Melaksanakan pembelajaran, pembimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat belajar secara optimal sesuai potensi yang dimiliki.
2)        Menumbuhkan penghayatan terhadap pendidikan dan ajaran Agama Islam, Al-Qur’an, Hadist dan Ahlussunah Wal Jama’ah sebagai sumber kearifan dalam segala tindakan dan menanamkan wawasan keagamaan haluan Ahlusunah Wal Jama’ah.
3)        Menumbuhkan semangat keunggulan secara optimal kepada seluruh warga Madrasah.
4)        Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
5)        Menerapkan menejemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga Madrasah dan Komite Sekolah.
6)        Mendorong dan membimbing siswa untuk melaksanakan ibadah secara tertib, berakhlakul karimah dan melaksanakan Syari’at Islam yang berhaluan Ahlusnah Wal Jama’ah.
4.         Struktur Organisasi MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo
Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang didalamnya terdiri dari berbagai kegiatan. Agar berjalan dengan lancar dan baik dibentuklah suatu organisasi madrasah sebagai motor penggerak keseluruhan penyelenggara madrasah sehingga mempermudah pelaksanaan program yang telah direncanakan, juga untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas antara personil sekolah, sehingga tugas yang dibebankan kepada masing-masing personil dapat berjalan dengan lancar serta mekaanisme kerja dapat diketahui dengan mudah.
Stuktur Organisasi MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal dapat dilihat pada lampiran
5.         Sarana Prasarana MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo [3]
Diantara yang menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dalam suatu lembaga adalah adanya sarana dan prasarana memadai. Sarana dan prasarana berfungsi untuk kelangsungan kegiatan proses belajar mengajar sehingga peserta didik mendapatkan ilmu sesuai yang diharapkan oleh pihak lembaga maupun peserta didik sendiri.
MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal berdiri diatas tanah seluas 2789 m2 dengan lokasi strategis di dekat Kantor Kecamatan Bungkal. MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal memiliki bangunan gedung, antara lain: ruang kelas, perpustakaan, ruang kepala madrasah, ruang guru, ruang BP/BK, ruang TU, ruang UKS, ruang komputer, ruang OSIS, toilet / WC, gudang, mushola dan tempat parkir.
Sarana dan prasarana tersebut sudah cukup memadai sehingga mempermudah proses belajar mengajar, dengan harapan agar dapat digunakan dengan baik.  
6.         Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo [4]
a.       Keadaan guru
Dalam suatu lembaga pendidikan peranan guru sangat penting, terutama dalam pendidikan siswa-siswi. Tugas utama mereka mendidik dan mengarahkan siswa-siswi kedalam kegiatan mengajar agar tercapai sasaran dan tujuan yang telah diterapkan.
Dalam melaksanakan pendidikan MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal memiliki 15 tenaga pendidik yang semuanya merupakan Guru Tetap Yayasan. Dari tenaga pendidik ini, kebanyakan guru bidang studi pelajaran umum memegang satu pelajaran, tetapi ada juga yang merangkap pelajaran yang lain.

b.      Keadaan Karyawan
Karyawan yang ada di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4 karyawan Tata Usaha (TU), 1 karyawan perpustakaan, dan 1 satpam.
c.       Siswa
Peserta didik di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal pada tahun 2012-2013 berjumlah 124 siswa yang terdiri dari: kelas X berjumlah 33 siswa, kelas XIA berjumlah 22 siswa, kelas XIB berjumlah 21 siswa, kelas XIIA berjumlah 26 siswa dan kelas XIIB berjumlah 22 siswa.
7.         Kegiatan MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo
Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal mempunyai tujuan mengahasilkan lulusan yang memiliki dasar-dasar karakter, kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan.
Untuk mendukung tujuan tersebut diadakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal seperti: qiro’ah, PMR, pramuka, musik ‘’Malishka Band’’, hadroh kontemporer, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Al-Ishlah, dan ketrampilan (komputer, menjahit dan bordir).    


B.       Deskripsi Data
1.         Data tentang Kewibawaan Guru MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2012/2013
Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memperoleh data tentang kewibawaan guru MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal, peneliti menyebarkan angket kepada siswa-siswi di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal. Setelah diketahui jawaban angket maka langkah berikutnya adalah merubah jawaban angket menjadi angka (skor).
Selanjutnya, peneliti menganalisis rata- rata dari skor jawaban angket kewibawaan guru MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Secara terperinci penskoran angket dari responden dapat dilihat pada lampiran 14.
2.         Data tentang Disiplin Siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2012/2013
Disiplin adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Untuk memperoleh data mengenai perkembangan disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal, peneliti menggunakan metode angket dengan menggunakan pertanyaan sebagai bahan untuk menentukan disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal.
Pada data disiplin siswa ini sama dengan data pada kewibawaan guru  diatas, dan dikelola seperti diatas pula. Adapun secara terperinci penskoran jawaban angket dari responden dapat dilihat pada lampiran 15.

C.      Analisis Data
Setelah angket dipastikan sudah terisi semua dengan benar, maka selanjutnya data ditabulasikan dan dilakukan penskoran. Adapun tabelnya dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15.
1.         Kewibawaan Guru MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2012/2013
Untuk memperoleh data ini, penulis menggunakan metode angket yang disebarkan kepada 88 siswa, untuk mengetahui kewibawaan guru di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Setelah dilakukan penskoran, kemudian dicari Mx dan SDx untuk menentukan kategori kewibawaan guru baik, sedang, dan kurang. Kemudian dihitung deviasi standarnya. (lihat lampiran 16)
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian dicari standar deviasinya dengan langkah sebagai berikut:
a.         Mencari Rata-Rata (Mean) dari variabel X
Mx   =    = 6.51
b.        Mencari Standar Deviasi dari variabel X
SDx  =
=
=
=  =  1.6093
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui Mx = 6.51 dan SDx = 1.6093. Untuk menentukan kategori kewibawaan guru di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo itu baik, cukup, dan kurang, dibuat pengelompokan skor dengan menggunakan patokan sebagai berikut:[5]
- Skor lebih dari Mx + 1.SD adalah kategori kewibawaan guru baik.
- Skor kurang dari Mx – 1.SD adalah kategori kewibawaan guru kurang.
-Skor antara Mx – 1.SD sampai dengan Mx + 1.SD adalah kategori kewibawaan guru cukup.
Adapun perhitungannya adalah:
Mx + 1.SD =  6.51+ 1. 1.6093
                   =  6.51+ 1.6093
            =  8.1193  =  8 (dibulatkan)
Mx - 1.SD  6.51 - 1. 1.6093
                   =  6.51 - 1.6093
                   =  4.9007 =  5 (dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih dari 8 diketegorikan kewibawaan guru itu baik, sedangkan skor kurang dari 5 diketegorikan kewibawaan guru itu kurang baik, dan skor 5-8  diketegorikan kewibawaan guru cukup baik.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kategorisasi kewibawaan guru di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
 Ketegorisasi Kewibawaan Guru
No
Skor
Frekuensi
Prosentase
Kategori
1.
Lebih dari 8
0
0%
Baik
2.
5-8
75
85.23%
Cukup
3.
Kurang dari 5
13
14.77%
Kurang
Jumlah

100%


Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa yang menyatakan kewibawaan guru di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 0 responden (0%), dalam kategori cukup baik dengan frekuensi sebanyak 75 responden (85.23%), dan dalam kategori kurang baik dengan frekuensi sebanyak 13 responden (14.77%). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa kewibawaan guru di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo adalah cukup baik.
Adapun hasil dari pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran 14.
2.         Disiplin Siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2012/2013
Untuk memperoleh data ini, penulis menggunakan metode angket yang disebarkan kepada 88 siswa, untuk mengetahui disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Setelah dilakukan penyekoran, kemudian dicari My dan SDy untuk menentukan kategori disiplin siswa baik, sedang, dan kurang. Kemudian dihitung deviasi standarnya (lihat lampiran 16)
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian dicari standar deviasinya dengan langkah sebagai berikut:
a.         Mencari Rata-Rata (Mean) dari variabel Y
My   =    = 7.44
b.        Mencari Standar Deviasi dari variabel Y
SDx  =
=
=
=  =  2.3558          
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui My = 7.44 dan SDy = 2.3558. Untuk menentukan kategori disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo itu baik, cukup, dan kurang, dibuat pengelompokan skor dengan menggunakan patokan sebagai berikut:[6]
- Skor lebih dari My + 1.SD adalah kategori disiplin siswa di sekolah baik.
- Skor kurang dari My – 1.SD adalah kategori disiplin siswa di sekolah kurang.
- Skor antara My – 1.SD sampai dengan My + 1.SD adalah kategori disiplin siswa di sekolah cukup.
Adapun perhitungannya adalah:
My + 1.SD =  7.44 + 1. 2.3558
                   =  7.44 + 2.3558
            =  9.7958  =  10 (dibulatkan)
My - 1.SD  =  7.44 - 1. 2.3558
                   =  7.44 - 2.3558
                   =  5.0842 =  5 (dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih 10 diketegorikan disiplin siswa di sekolah baik, sedangkan skor kurang dari 6 diketegorikan disiplin siswa di sekolah kurang baik, dan skor 6-10 diketegorikan disiplin siswa di sekolah cukup baik.
Untuk mengetahui secara terperinci tentang kategorisasi disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
 Kategorisasi Disiplin Siswa di Sekolah
No
Skor
Frekuensi
Prosentase
Kategori
1.
Lebih dari 10
6
6.82%
Baik
2.
5-10
70
79.54%
Cukup
3.
Kurang dari 5
12
13.64%
Kurang
Jumlah

100%


Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo, dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 6 responden (6.82%), dalam kategori cukup baik dengan frekuensi sebanyak 70 responden (79.54%), sedangkan untuk kategori kurang baik sebanyak 12 responden (13.64%). Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa disiplin siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo adalah cukup baik.
Adapun hasil dari pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran 15.
3.         Korelasi Kewibawaan Guru dengan Disiplin Siswa MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo
Untuk menganalisis data tentang korelasi kewibawaan guru dengan disiplin siswa dapat dijelaskan dengan langkah-langkah berikut:
Langkah 1  : Mentabulasikan nilai angket dan melakukan penskoran. (lihat lampiran 14 dan 15)
Langkah 2  : Dari hasil penskoran dan pengkategorian masing-masing variabel di atas, (lihat tabel 4.1 dan 4.2) maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka tersebut dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Nilai Korelasi Kewibawaan Guru dengan Disiplin Siswa
               Disiplin
Kewibawaan
Baik
Sedang
Kurang
Jumlah
Sangat berwibawa
0
0
0
0
Cukup berwibawa
6
60
9
75
Kurang berwibawa
0
10
3
13
Jumlah
6
70
12
88

Langkah 3  : Kemudian memasukkan angka-angka tersebut ke dalam tabel perhitungan berikut:
Tabel 4.4
Tabel Perhitungan Korelasi Kewibawaan Guru dengan Disiplin Siswa
Sel
1.
0
= 0
0
0
0
2.
0
= 0
0
0
0
3.
0
= 0
0
0
0
4.
6
= 5.113636364

0.886363636
0.785640496
0.153636364
5.
60
= 59.65909091

0.340909091
0.116219008
0.001948052
6.
9
= 10,22727273

-1.227272727
1.506198347
0.147272727
7.
0
= 0.886363636

-0.886363636
0.785640496
0.886363636
8.
10
= 10.34090909

-0.340909091
0.116219008
0.011238761
9.
3
= 1.772727273

1.227272727
1.506198347
0.84965035
Jml
88



2.05010989
=

D.      Pembahasan dan Interpretasi
1.         Pembahasan
Setelah tabel 4.4 dipastikan terisi semua dan didapatkan nilai  = = 2.05010989, pembahasan dalam analisis ini, dapat dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1   : Nilai  harus diubah dulu ke dalam nilai koefisien kontingensi, yaitu dengan rumus:
                    C =  
                       =
                       =
                       =      =    0.150885132
Langkah 2   : Kemudian nilai C diubah dahulu ke dalam angka korelasi Phi dengan rumus:
                   
                         = 
                         =
                        =
                         =
                         =  0.152632576     =    0.153 (dibulatkan)
2.         Interpretasi
Setelah nilai koefisien korelasi diketahui, untuk analisa interpretasi yaitu:
Mencari db = N-nr = 88-2 = 86, kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” Product Moment, tetapi db = 86 tidak ada, maka yang mendekati yaitu db 85.
Pada taraf signifikansi 10%, = 0.153 dan = 0.278 sehingga <  maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Pada taraf signifikansi 5%, = 0.153 dan = 0.213 sehingga <  maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Berdasarkan hasil analisa data dengan statistika di atas ditemukan bahwa = 0.153 lebih kecil daripada = 0.278. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni Ha ditolak yang berbunyi tidak ada korelasi antara kewibawaan guru dengan disiplin siswa di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Tahun Pelajaran 2012-2013.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya kewibawaan guru yang berada di MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal tidak ada hubungannya dengan disiplin siswa.

















[1] Lampiran  (Transkip Dokumentasi Nomor 01/D/ 10-IV/2013)
[2] Lampiran  (Transkip Dokumentasi Nomor 04/D/ 10-IV/2013)
[3] Lampiran  (Transkip Dokumentasi Nomor 02/D/ 10-IV/2013)
[4] Lampiran  (Transkip Dokumentasi Nomor 03/D/ 10-IV/2013)
[5] Anas Sudjiana, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 175.
[6] Ibid.

No comments:

Post a Comment